Rabu, 16 Februari 2011

DAMAI

DAMAI
Nowseeheart


Damai yang dirasa
Melihat warnanya
Tenangnya di mindaku
Suasana kehijauan yang indah

Kicauan beburung rimba
Berterbangan bebas 
di dalam rimba raya
Pepohon turut berlagu
Menerima sentuhannya 
sinaran sang mentari hari

Di alam rimba damai dirasa
Segala-galanya terlukis sempurna
Di alam rimba keajaibannya
Pesona di jiwa

Di rimba tiada
Derita sengketa
Tiada kudengari
Tangisan sepi yang mengguris hati

Sang pelangi ceria
Menanti kehadirannya gerimis senja
Bisikan desiran air
Turut sama menghiasi 
keindahan ciptaan Ilahi

Selendang Ungu nya tersangkut di Tasku Yang Ungu

 
Selendang Ungu nya tersangkut di Tasku Yang Ungu


Sore itu saya berangkat dari Depok (stasiun pondok cina),  naiklah saya kereta ekonomi jurusan Tanah Abang, dengan penantian tak cukup lama, keretaku tiba kurang lebih 5 menit, terbantahlah lagu iwan fals pada saat itu. Suasana yang ramai dan berdesak sudah menjadi pemandangan biasa, terutama di saat jam-jam pulang kantor.

Kudapati selalu ibu-ibu dengan baju ungu, baik jilbabnya ataupun pakaiannya, ataupun tas dan sepatunya, hal ini tentunya  jarang sekali kudapati pada seorang laki-laki yang mengunakan kemeja atau assesoris lainnya yang berwarna ungu.
Tiba akhirnya saya pada stasiun cawang, stasiun yang merupakan track kesukaan saya, karena track ini merupakan rangakaian yang penting agar saya bisa pulang ke Tangerang. Saya susuri tangga demi tangga untuk mencapai bagian atas jalan, karena stasiun cawang ini memang berada di bawah.

Setibanya di atas (jalan Gatot Subroto) persis di depan Gedung Menara Saidah, saya menunggu Patas PPD 46, jurusan Cililitan – Grogol, bis yang hanya dengan 2 rb bisa mengantarkan saya ke Slipi Jaya. Setengan jam menunggu, 40 menit berlalu, akhirnya ada seorang bapak memberi tahu bahwa ijin trayeknya telah dibekukan karena bersinggungan dengan jalur bus way. Hoho.,saya masih ragu saya akan menunggu Patas 119 kampung melayu-tangerang yang tracknya kebetulan juga melewati cawang, tapi 45 menit berlalu. Yah memang armada ini sangat jarang. Akhirnya saya putuskan untuk berjalan kaki lagi menuju shelter Bus Trasjakarta terdekat( dengan berat hati, karena blm pernah, hehe).

Memang tidak menunggu lama, bus Trans Itu datang silih berganti, akhirnya saya pun naik, sampai didalam memang bangku2 itu sudah penuh, tapi tidak terlalu berdesak orang berdiri di dalam. Singkat cerita tiap shelter saya perhatikan detailnya dan tidak lupa saya selalu melihat kepada route guidance diatas pintu (rute tiap shleter dari keberangkatan hingga rute berhenti ), walhasil leher agak pegel-pegel, karena terpaksa melihat panduan tersebut (malu bertanya leher pegel).

Semakin padat suasana didalam Bus Trans ini, terutama ketika shelter Kuningan, semakin banyak yang masuk, hingga didalam bus Trans Ini seperti kondisi saya naik Kereta ekonomi di Pagi Hari atau Sore hari, yah kondisi seperti dimana bau badan kita bisa sangat jelas tercium atau sebaliknya dan kondisi dimana kita harus “galak’ kepada orang untuk bisa menerobos keluar pintu.  Mata saya tidak lepas memandangin terus route guidance. Akhirnya masuklah  seorang wanita yang dekat sekali berdiri disamping saya, saya pun tidak begitu memperhatikan, karena pandangan saya masih terus menatap panduan ituh sembari saya mendengarkan lagu-lagu  keane : crystal balls, is any wonder serta lagu muse yg selalu terpasang di telinga. Saya pun tersadar dan  bingung menatapi route guidance , karena ternayata shelter Slipi jaya kok tidak ada. Yang saya liat adalah BKN-Cawang UKI-Cawang BNN-Cawang Ciliwung-Cikoko Stasiun Cawang-Tebet BKPM-Pancoran Tugu-Pancoran Barat-Tegal Parang-Kuningan Barat-Gatot Subroto Jamsostek-Gatot Subroto LIPI-Semanggi-Senayan JCC-Slipi Petamburan-Slipi Kemanggisan-S.Parman Harapan Kita-S.parman Podomoro City-Grogol 2-Latumenten Stasiun K.A-jembatan Besi-Jembatan Dua-Jembatan Tiga-Penjaringan-Pluit.

Saya semakin penasaran mau bertanya, tapi posisinya sangat sulit dan sangat rapat sekali hanya untuk sekedar menggerakkan kepala saya, apalagi wanita yang disamping saya juga sambil mendengarkan musik dengan handsfree nya, akhirnya saya mengurungkan niat saya untuk bertanya. Akhirnya pandangan saya alihkan ke bagian kiri jalan, saya perhatikan tiap detail gedung-gedungnya. 

Tiba-tiba sampailah di shelter Semanggi-Senayan, dan wanita disebelah saya akhirnya turun dan melewati pintu keluar, dan sembari dia berjalan keluar pintu, tas saya pun bergerak mengikuti gerak wanita itu keluar (posisi saya di depan pintu)  dan saya baru sadar, ada selendang mbknya tersangkut di resleting tas saya, terlihat wanita itu menarik dengan sekuat tenaga dan dia posisinya sudah menginjak bagian luar shelter dan dalam posisi pintu yang terbuka, saya pun akhirnya responsif  menarik dengan kuat melepaskan selendang itu dari tas saya (selendang ungunya memang panjang dan bagus), akhirnya slendang ungunya pun bisa lepas dengan suara sperti bunyi sobekan,wow  just in time,  waktunya terlepas selendang ungu tersebut dengan menutupnya pintu automatic "ala" Bus Trasnjakarta, udah kayak film james bond atau Mission immpossible., Alhamdulillah.

Akhirnya satu jawaban yang pasti bagi saya adalah, shelter slipi jaya yang saya maksud adalah Petamburan-Slipi. Selamat jalan selendang Ungu dan mohon maaf kalau ada yang sobek pada ujung selendangnya yah mbk.

Riki Martim
(7 february 2011-Bus Trasnjakarta dan Selendang Ungu)

Ya Athifah


Ya Athifah

Tertunduk hati ini melihat pesonamu
Duduk dalam asa tuk bisa mencapai

Tersusun kata dalam Sujudku
Terkirim Nama Nya dan namamu
Terjatuh peluh air mata ini

Bergemuruh senyawa-senyawa kalbu
Berdesak dormansi untuk bisa pecah
Berontak Tak sabar menanti

Hai Pemuda Ingatlah Akan selalu Janjinya
Hai Pemuda Ingatlah Dialah Sang Maha Iradah
Hai Pemuda Ingatlah dan Ingatlah Dia

Sabarlah engkau seperti Ali dalam Menunngu Fatimah
Sabarlah engkau sampai diberi Jalan
Sabarlah engkau dengan yang ada
Sabarlah engkau dengan Pesonamu

Ya Athifah,.,.,.,
Aku hanya bisa selalu berdoa dan selalu berharap
Aku hanya punya Ilmu
Aku hanya punya keyakinan,
yang bisa membuatku Tegak,.
____________________Tangerang,  3-2-2011_______________

Cinta Untuk Suamiku


Cinta Untuk Suamiku

 Zaenab namanya, nama lengkapnya Zainab binti Muhammad SAW, yang merupakan anak pertama dari Rasulullah SAW dan Khadijah RA. Zaenab menikah dengan Abul Ash bin Rabi’ dan di anugerahi dua orang anak, yakni  Ali dan Umamah.
Beliau  tinggal bersama Abul 'Ash bin Rabi' suaminya, hingga suatu ketika pada saat zaenab mengunjungi Ibunya, dia dapatkan kabar gembira bahwa ayahnya, Rasulullah telah diangkat menjadi Nabi akhir Jaman, Khatamal Anbiya. Mendengar penjelasan itu dari Sang Bunda, Zaaenab pun menerima dengan hati yang lembut dan menerima Hidayah itu untuk kemudian dia pegang teguh ke Islamannya.
Sang suami yang pada saat itu yang notabene adalah seorang pemuda terkemuka di Quraisy,  dan beliau adalah seorang pedagang yang sering berpergian jauh dan meninggalkan Zaenab, dan beliau adalah termasuk orang-orang musyrik yang menyembah berhala pada saat itu. Setiap sang suami pulang, Zainab selalu menyambutnya layaknya seorang adik menyambut kedatangan kakaknya, dengan sabar dan senang Zainab tunjukkan kepada suaminya dalam mendengar cerita-cerita tentang perjalana sang suami.

Sang suami pun melantukan syair rindu untuk zainab:
“Aku ingat Zainab
Setiap aku letih dan rindu,
dia datang bagi seteguk air pelepas dahaga
Dia-lah putri al-Amin,
Semoga Allah memberikan pahala padanya”

Yah memang Zainab mampu melakukan tugasnya sebagai isteri dan wanita yang taat dan setia kepada suaminya, tak ayal Abul 'Ainysh bin Rabi' sangat sayang kepada Zainab. Pada saat Zainab dan adik-adiknya meyakinkan diri untuk berIslam bersama ibundanya, Khadijah Ra bersamaan dengan datangnya wahyu Allah dan perintah dakwah kepada Muhammad SAW. Zainab pun mulai bercerita kepada Sang suami tentang Ayahnya  yang mendapatkan wahyu dari ALLAH SWT, dan menyatakan bahwa Zainab menyakini dan beriman terhadap agama yang Ayahnya terima.
Konflik dan Harapan
Zainab berpikir bahwa sang suami akan paham lalu mengikuti jalannya untuk masuk islam, tetapi ternyata faktanya sang suami lebih menjaga warisan lelehur mereka dalam beragama, “Demi Allah zainab, aku bukan menuduh ayahmu dengan tuduhan yang jelek. Aku takut jika mengikutinya, aku akan di hina oleh keluargaku sendiri.Aku akan dikatakan pindah dan meninggalkan agama nenek moyangku karena terpengaruh dan tunduk kepada kau zainab”.Tegas Abul 'Ash bin Rabi'.
Mendengar Jawaban sang suaminya merupakan pukulan yang telak bagi zainab, Sang suami yang tidak rela untuk mengikuti dan menerima agama ayahnya. (bersambung).
Zainab tentunya belum bisa membayangkan kelak apa terjadi dengan kondisi seperti ini.  Man shabara zafira, siapa yang sabar akan beruntung, Innallaha Ma'assobirin,Sesungguhnya Allah Bersama Dengan Hambanya Yang Sabar.  Memang itu yang segera dilakukan Zainab., beliau menumpahkan perasaan dan hatinya kepada Sang Maha Iradah, sambil berharap ada jalan keluar  tentunya. Luar biasa kondisi ini tentunya, karena yang dihadapi bukan masalah furu’iyah, tapi masalah Aqidah, masalah hitam dan putih, bukan masalah abu2 atau ungu.Tunduk kepada Tuhan dan Keimanan  yang baru bagi masyarakat Jahiliyah menjadi isu yang sangat sensitif dan isu yang sangat besar karena menyangkut kebiasaaan lama mereka yang sudah mendarah daging.
 Sesungguhnya tidak ada Keimanan tanpa ujian dan pengorbanan, tidak ada cinta tanpa pemberian, tidak ada kemenangan tanpa perjuangan. Yah begitulah perjalanan Nabi dalam menyampaikan risalah nya, 3 Tahun rasul dan sahabat di asingkan oleh kaum Quraisy.Berlakulah Hijrah pada saat itu, dimana Rasul melakukan perjalan ke Madinah bersama pengikutnya.
 Perang Badar pun terjadi, dimana Pasukan Kaum Muslimin harus bertempur melawan Pasukan Kaum Kafir Quraisy..Zainab semakin bingung karena ia tahu bahwa pasukan Ayahnya yang pergi perang akan menghadapi suaminya, ayah dari anak-anak Zainab.
Torehan manis dalam sejarah yang diperoleh oleh kaum muslimin pada saat perang badar, Zainab pun sangat senang mendengar hal tersebut. Namun rasa khwatir pun timbul jika ia ingat Sang Suami, bagaimana nasibnya?? Tanya dalam hati Zaenab.,
Seketika ia dengar bahwa laki-laki yang bernama Abul 'Ash bin Rabi', yah suaminya itu, masih hidup dan berada dalam tawanan perang oleh Kaum Muslimin. Karena praktik-prakti perang dari jaman dahalu sudah diberlakukan, artinya siapapun dapat menebus setiap tawanan perang, .,

Cinta Pertama Untuk Suaminya
Zainab Langsung menebus kebebasan Suaminya dengan uang yang dimilikinya dan Kalung pemberian ibunya ketika menikah pada waktu itu, kalung dari seorang Wanita yang Cerdas dan Sholehah, Siti Khodijah. Rasul pun melihat perjuangan Zainab yang rela mengorbankan harta satu-satunya demi suaminya tersebut yang notabene kita tahu masih dalam keadaan kafir dan tidak mau ikut dalam risalah Ayahnya, Muhammad SAW. Bagi Zaenab Cinta Misi itu bekeja dalam dirinya, karena beliau yakin, masih ada kemungkinan perubahan dalam diri Suaminya, untuk bisa mengikuti risalah ayahnya.
Walhasil sang suami pun bebas karena jaminan dari Zainab, Tapi ternyata, suaminya pun tidak mau untuk tunduk kepada keyakinan Ayah dari Zaenab, Bagi Rasul Kemusyrikan suamimu aku haramkan bagi kamu, maka berpisah adalah menjadi Jalan terakhir bagimu!! Tegas Rasul kepad Zainab.
Zainab lagi-lagi harus mengalami sakit dihatinya karena bagaimanapun dia tidak ingin kehilangan kasih sayang dan cinta sang suaminya., pilihan yang berat memang, ketika  Cinta dan Ketaatan dibenturkan. Tentunya Ketaatan yang dimenangkan Oleh Zaenab, dengan ikut bersama ayahnya untuk pergi ke Madinah, Hijrah.Meskipun dia harus keguguran di dalam perjalanan, karena dalam perjalanan unta yang di tunggangin Zaenab dihantam oleh tombak,sehingga Zaenab pun terjatuh dan Terguling.,Masya ALLAH,.
Sampailah Zaenab di Madinah. Abul 'Ash bin Rabi' yang notabene adalah seorang padagang, pada suatu ketika ia dihadang oleh kaum muslimin dan larilah ia ke madinah dan meminta perlindungan kepada Zaenab,istrinya.
Lagi-lagi kita dapati bagaimana Zaenab yang sudah sakit hatinya,karena dikecewakan oleh suaminya selama ini, ia  tetap berusaha melindungi suaminya yang kafir, dan hal ini pun direstui oleh Rasul.Yah karena cinta kepada Suaminya, Cinta seorang Isteri,.Cinta Yang Tulus dan tak akan Pudar oleh waktu dan Ujian.

Cinta Kedua  Untuk Suaminya
Begitu Kuat Rasa Cinta Sang Istri, Zaenab Kepada Suaminya. Ia berdiri dan Berbicara di hadapan kaum muslimin, :
“Hai kaum Muslimin........Aku telah menjamin dan melindungi Suamiku Abul 'Ash bin Rabi'”
Rasul pun dengan segera menyambut : “Kita menjamin apa yang dia jamin”
Disini ada dua cinta, cinta sang isteri kepada Sang Suami, dan cinta Seorang Ayah terhadap anaknya.
            Luar biasa memang Zainab, begitu Heroik dan demonstratif dalam menunjukkan cinta di hadapan publik.,Subhanallah.,

Buah dari Kesabaran Sang Isteri
Dialah Sang Maha Iradah, dialah yang memberikan sebuah cerita-ceritai indah kepada hamba-hamabnya yang beriman dan bersabar atas ketentuan ALLAH.
Yah Zainab akhirnya bisa hidup kemabli setelah 6 tahun berpisah dengan Sang Suami, kado indah Bagi Zaenab, dengan  Masuk Islamnya sang suami.

Ibrahnya : Warisan Zainab bagi Wanita adalah, bagaimana ia adalah cermin teladan seorang anak yang patuh terhadap sang Ayah, terhadap Agamanya, dan Isteri yang setia membela dan mendemonstrasikan cintanya kepada Suaminya, serta seorang Wanita Yang Sabar dan Tabah.





Riki Martim

Selasa, 15 Februari 2011

Ibrahim AS, Ismail AS dan Cinta




Kamu takkan pernah sanggup sampai ke puncak gunung iman, kecuali dengan satu kata :  Cinta. Imanmu hanyalah kumpulan keyakinan semu dan beku, tanpa nyawa tanpa gerak, tanpa daya hidup  tanpa daya  cipta. Keecuali ketika Ruh cinta Menyentuhnya, Seketika itu ia Hidup, bergeliat, bergerak tanpa henti, penuh vitalitas, penuh daya cipta, bertarung dan mengalahkan diri sendiri, angkara murka atau syahwat.[1]
Disaat harus diusir oleh kedua ayahnya dari rumah, tapi ia tetap lembut dan dengan adab yang baik menjelaskan tentang cinta misi di dunia dari Sang Kholiq kepada ayahanda agar meninggalkan praktik syirik dan kufur. Nabi Ibrahim menerima kemarahan ayahnya, pengusirannya dan kata-kata kasarnya dihdapi dengan  sikap tenang, normal selaku anak terhadap ayah seraya berkata: " Oh ayahku! Semoga engkau selamat, aku akan tetap memohonkan ampun bagimu dari Allah dan akan tinggalkan kamu dengan persembahan selain kepada Allah. Mudah-mudahan aku tidak menjadi orang yang celaka dan malang dengan doaku utkmu." Lalu keluarlah Nabi Ibrahim meninggalkan rumah ayahnya dalam keadaan sedih dan prihatin karena tidak berhasil mengeluarkan ayahnya dari lembah syirik dan kufur.
Disaat harus menerima kenyataan akan dibakar hidup2 oleh kaumnya, karena perbuatannya mengahancurkan berhala2 yang disembah oleh masyarakat pada saat itu. Di saat itu  pula ia harus menerima kenyataan  tiap penduduk secara gotong-royong mengambil membawa kayu bakar sebanyak untuk membakar dirinya. Disaat ia didatangkan dari sebuah bangunan  yang tinggi lalu dilemparkanlah ia kedalam tumpukan kayu yang menyala-nyala itu dengan iringan firman Allah:" Hai api, menjadilah engkau dingin dan keselamatan bagi Ibrahim." Ibrahim AS tenang dan tawakkal karena iman dan keyakinannya bahwa Allah tidak akan rela melepaskan hamba pesuruhnya menjadi makanan api dan kurban keganasan orang-orang kafir musuh Allah. Dan ternyata hanya tali temali dan rantai yang mengikat tangan dan kakinya yang terbakar hangus, Nabi Ibrahim didalam Api malah terasa dingin tubuhnya, sebagaimana Firman ALLAH terhadap api.
 Disaat harus menyembelih anak satu2 nya, Ismail AS, yang telah di tunggu2 kehadirannya sejak jauh2 hari, dan Ismail pun hanya berkata : “Ayahku, sekiranya ini merupakan wahyu dari Allah S.W.T., aku sedia merelakan diriku untuk disembelih.” Dan pada tempat lokasi Ismail akan disembelih, ismail pun masih berkata : “Wahai ayahku, aku fikir cara yang baik untuk menyembelih adalah dengan cara aku disembelih dalam keadaan menelungkup tapi mata ayah hendaklah ditutup. Kemudian ayah hendaklah tahu arah pedang yang tajam dan ayah kenakan tepat kepada leherku.”yang kemudian ALLAH ganti Ismail dengan seekor kibas. [2]
Begitulah Nabi Ibrahim AS yang dengan cinta nya bisa mengalahkan kepentingannya, keinginannya dan Memenangkan ALLAH atas dirinya. Seperti itulah cinta ketika dia sudah bekerja dalam tubuh seorang hamba, pada saat Pemuda dan pada saat menjadi seorang Ayah. Ibrahim AS membiarkan cintanya agar selalu berada pada kondisi dimana Cinta yang paling Utama adalah hanya  Kepada ALLAH.
Dan begitulah Ibrahim dan Ismail menganggap cinta misi berawal dan berujung pada satu dan hanya satu nama : Allah Subhanahu Wata’ala. Disini ada Hirarki. Cinta menjadi lurus dan benar ketika ia menyesuaikan dengan Hierarki ini.

Salaamun ala Ibrahim (selamat sejahtera bagi Ibrahim)[3]
Innahu min ibadinal mu’minin.(Sungguh, Dia (Ibrahim) termasuk hamba2 kami yang beriman)[4]

Iman itu laut, cintalah ombaknya
Iman itu api, cintalah panasnya
Iman itu angin, cintalah badainya
Iman itu salju, cintalah dinginya
Iman itu sungai, cintalah arusnya[5]

( Riki Martim SH)


[1] Anis Matta
[2]Baca Al-Quran Surah  As-Shaffat ayat 101 hingga ayat 111
[3] Ibid., Qur’an ayat 109.
[4] Ibid., Qur’an ayat 111.
[5] Op.cit. Anis Matta.

Lemahnya Kontrol Negara

Salah satu Hak Warga Negara yang paling dasar diatur dalam UUD 1945 adalah hak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.[1]
Banyak sebenarnya hak-hak dasar warga negara yang tidak dapat dipenuhi oleh Negara sebagai Pihak yang sudah mengambil alih urusan-urusan pribadi masyarakat menjadi urusan Negara, kita ambil contoh saja masalah hak atas pendidikkan, kesehatan, pekerjaan dan masalah keamanan, yang semuanya masih terbatas dalam penyelenggaraannya oleh Negara. Memang norma dalam konstitusi konstitusi kita adalah norma tunggal , yang tidak mengatur tentang bagaimana penegakkan hukumnya jika tidak terlaksana kewajiban Negara dalam memenuhi norma-norma hukum yang ada.
Banyaknya peristiwa kekerasan yang mucul di media akhir-akhir ini adalah cerminan tidak langsung dari lambannya Kontrol Negara terhadap setiap kejadian yang terjadi, Negara mempunyai banyak instrument yang bisa digunakan sebenarnya dalam meredam dan menyelesaikan terjadinya kekerasan yang berlaku.
Kecepatan dan ketegasan control Negara dengan menggunakan perangkat-perangkat yang ada didaerah adalah keniscayaan demi terjadinya kondisi aman. Jangan sampai kelambatan perangkat-perangkat Negara dalam menertibkan masalah yang timbul, memancing  ruang gerak massa untuk mengambi alih fungsi  tersebut.
Inilah fenomena yang sungguh banyak terjadi di Negara kita, Banyak ormas atau massa yang mengambil alih peran polisi atau aparat pemerintah, karena dinilai polisi tidak mengambil peran tersebut atau karena keterlambatan dalam mengani kasus-kasus yang terjadi  dilapangan.
Jika bisa dievaluasi tentang kekerasan yang dilakukan oleh massa adalah semata karena gerakan massa tidak diawasi perkembangannya dan tidak di monitoring tentang eksistensi selama ini.seharusnya aparat pemerintah melakukan reposisi terkait peran tersebut.
RIKI MARTIM S.H


[1] Pasal 28G UUD 1945 merupakan perubahan kedua.

Lokalisasi Judi Versus Norma dan Pragmatisme Sebuah Bangsa

Dalam hal Usul tentang  lokalisasi judi harus banyak memperhatikan segala norma-norma yang hidup dan berlaku dalam masyarakat, jelas secara norma agama, Judi adalah perbuatan  yang  bertentangan dengan ajaran yang bersumber dari Tuhan.  Jika dari Norma Sosial kita bisa lihat judi adalah perbuatan yang bertentangan dengan kebiasaan umum yang ada dalam masyarakat dan kesepakatan-kesepakatan sosial yang terjadi dalam masyarakat selama ini. Jadi jelas bahwa judi itu sendiri bertentangan dengan Tata Kelakuan yang mencerminkan kita sebagai Masyarakat Yang Beragama yang dengan sadar dan jelas bisa membedakan yang benar dan salah.
Jika Judi hanya diarahkan atau diperbolehkan hanya pada segelintir orang yang kaya , menurut saya kurang tepat dan perbuatan yang tidak bertanggung jawab, karena setiap ada perbuatan yang dilegalkan secara hukum, maka tidak ada dikotomi dalam hal keberlakuan terhadap subjek hukum. antara si kaya dan si miskin, semua  orang bisa datang dan melakukan mengakses, tanpa melihat lagi apakah dari masyarakat tidak mampu atau miskin, pemuda, mahasiswa,dll. Yang dilihat adalah orang yang membawa Duit cukup banyak untuk mengeluarkan Uang pada hari itu untuk bermain Judi. Tentunya siapa saja  dengan berbagai cara bisa berkamuflase dan berubah seketika untuk menjadi        “si kaya” dalam beberapa hari, untuk bisa ikut dalam aktivitas judi tersebut, yang notabene tentu saja bisa membuka potensi untuk mencari uang tersebut dengan cara yang melawan hukum alias menghalalkan berbagai macam cara, disini terjadi potensi untuk meningkatkan orang untuk melakukan tindak pidana pencurian dan korupsi. Jadi menurut penulis pendapat seorang  Kriminolog UI,  tentang lokalisasi judi tidak akan berdampak banyak bagi masyarakat kalangan bawah adalah tidak benar dan sangat terburu-buru (jump to conclusion), mengingat penjelasan penulis diatas dan banyak faktror dan variable dalam masyarakat kita yang tidak bisa disamakan dengan Los Angels.
 Bangsa kita sesungguhnya membutuhkam masyarakat yang lebih produktif, kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas, kalo Jepang bisa bangkit setelah perang Dunia ke 2 bukan karena mikirin Lokalisir perjudian guna mengharap ada tambahan pemasukan bagi Negara, melainkan dengan membangun dan merubah mindset berpfikir masyarakat jepang yang harus mempunyai etos kerja dan semangat kerja keras dan kerja cerdas. Jadi tidak pragmatis dan malas berfikir, dalam mengambil langkah lokalisir Perjudian dijadikan alasan untuk menambah devisa Negara. Banyak Potensi Sumber daya alam Indonesia yang masih bisa digarap dan belum optimal, sebagaimana yang dikatakan oleh Mensos Salim Segaf Al Jufri, pengawasan pada Illegal Logging dan Illegal Fishing juga akan signifikan jika diseriusi, maka banyak dana Negara yang akan terselamatkan dan bisa digunakan untuk keperluan masyarakat. Dengan adanya lokalisir judi justru malah membuat kita mejadi bangsa yang malas berusaha dan bertarung dalam dunia usaha.
Judi bagi Negara berkembang adalah momok yang mungkin bisa sangat menakutkan mengingat data dari BPS  mengenai angka pengangguran berada dikisaran 10% sedangkan angka Kemiskinan, Tidak Banyak Berubah dari tahun 2009 yakni 14,15 persen. Dengan angka seperti ini seharusnya menjadi renungan bagi kita, bahwa bagaimana menciptakan penyerapan angkatan kerja yang optimal, angka  pertumbuhan  7,3 %  saja baru mampu mengurangi angka pengangguran yang ada, sedangkan target pertumbuhan pemerintah sekarang hanya 5,5 persen. Dengan adanya lokalisir judi ini malah mejadi kontraproduktif dengan semangat untuk menciptakan lowongan pekerjaan yang baru, malah malah pemerintah menyediakan harapan kosong bagi para penganggur untuk bisa kaya dadakan atau miskin dadakan. 
 
Riki Martim,S.H.