Rabu, 16 Februari 2011

Cinta Untuk Suamiku


Cinta Untuk Suamiku

 Zaenab namanya, nama lengkapnya Zainab binti Muhammad SAW, yang merupakan anak pertama dari Rasulullah SAW dan Khadijah RA. Zaenab menikah dengan Abul Ash bin Rabi’ dan di anugerahi dua orang anak, yakni  Ali dan Umamah.
Beliau  tinggal bersama Abul 'Ash bin Rabi' suaminya, hingga suatu ketika pada saat zaenab mengunjungi Ibunya, dia dapatkan kabar gembira bahwa ayahnya, Rasulullah telah diangkat menjadi Nabi akhir Jaman, Khatamal Anbiya. Mendengar penjelasan itu dari Sang Bunda, Zaaenab pun menerima dengan hati yang lembut dan menerima Hidayah itu untuk kemudian dia pegang teguh ke Islamannya.
Sang suami yang pada saat itu yang notabene adalah seorang pemuda terkemuka di Quraisy,  dan beliau adalah seorang pedagang yang sering berpergian jauh dan meninggalkan Zaenab, dan beliau adalah termasuk orang-orang musyrik yang menyembah berhala pada saat itu. Setiap sang suami pulang, Zainab selalu menyambutnya layaknya seorang adik menyambut kedatangan kakaknya, dengan sabar dan senang Zainab tunjukkan kepada suaminya dalam mendengar cerita-cerita tentang perjalana sang suami.

Sang suami pun melantukan syair rindu untuk zainab:
“Aku ingat Zainab
Setiap aku letih dan rindu,
dia datang bagi seteguk air pelepas dahaga
Dia-lah putri al-Amin,
Semoga Allah memberikan pahala padanya”

Yah memang Zainab mampu melakukan tugasnya sebagai isteri dan wanita yang taat dan setia kepada suaminya, tak ayal Abul 'Ainysh bin Rabi' sangat sayang kepada Zainab. Pada saat Zainab dan adik-adiknya meyakinkan diri untuk berIslam bersama ibundanya, Khadijah Ra bersamaan dengan datangnya wahyu Allah dan perintah dakwah kepada Muhammad SAW. Zainab pun mulai bercerita kepada Sang suami tentang Ayahnya  yang mendapatkan wahyu dari ALLAH SWT, dan menyatakan bahwa Zainab menyakini dan beriman terhadap agama yang Ayahnya terima.
Konflik dan Harapan
Zainab berpikir bahwa sang suami akan paham lalu mengikuti jalannya untuk masuk islam, tetapi ternyata faktanya sang suami lebih menjaga warisan lelehur mereka dalam beragama, “Demi Allah zainab, aku bukan menuduh ayahmu dengan tuduhan yang jelek. Aku takut jika mengikutinya, aku akan di hina oleh keluargaku sendiri.Aku akan dikatakan pindah dan meninggalkan agama nenek moyangku karena terpengaruh dan tunduk kepada kau zainab”.Tegas Abul 'Ash bin Rabi'.
Mendengar Jawaban sang suaminya merupakan pukulan yang telak bagi zainab, Sang suami yang tidak rela untuk mengikuti dan menerima agama ayahnya. (bersambung).
Zainab tentunya belum bisa membayangkan kelak apa terjadi dengan kondisi seperti ini.  Man shabara zafira, siapa yang sabar akan beruntung, Innallaha Ma'assobirin,Sesungguhnya Allah Bersama Dengan Hambanya Yang Sabar.  Memang itu yang segera dilakukan Zainab., beliau menumpahkan perasaan dan hatinya kepada Sang Maha Iradah, sambil berharap ada jalan keluar  tentunya. Luar biasa kondisi ini tentunya, karena yang dihadapi bukan masalah furu’iyah, tapi masalah Aqidah, masalah hitam dan putih, bukan masalah abu2 atau ungu.Tunduk kepada Tuhan dan Keimanan  yang baru bagi masyarakat Jahiliyah menjadi isu yang sangat sensitif dan isu yang sangat besar karena menyangkut kebiasaaan lama mereka yang sudah mendarah daging.
 Sesungguhnya tidak ada Keimanan tanpa ujian dan pengorbanan, tidak ada cinta tanpa pemberian, tidak ada kemenangan tanpa perjuangan. Yah begitulah perjalanan Nabi dalam menyampaikan risalah nya, 3 Tahun rasul dan sahabat di asingkan oleh kaum Quraisy.Berlakulah Hijrah pada saat itu, dimana Rasul melakukan perjalan ke Madinah bersama pengikutnya.
 Perang Badar pun terjadi, dimana Pasukan Kaum Muslimin harus bertempur melawan Pasukan Kaum Kafir Quraisy..Zainab semakin bingung karena ia tahu bahwa pasukan Ayahnya yang pergi perang akan menghadapi suaminya, ayah dari anak-anak Zainab.
Torehan manis dalam sejarah yang diperoleh oleh kaum muslimin pada saat perang badar, Zainab pun sangat senang mendengar hal tersebut. Namun rasa khwatir pun timbul jika ia ingat Sang Suami, bagaimana nasibnya?? Tanya dalam hati Zaenab.,
Seketika ia dengar bahwa laki-laki yang bernama Abul 'Ash bin Rabi', yah suaminya itu, masih hidup dan berada dalam tawanan perang oleh Kaum Muslimin. Karena praktik-prakti perang dari jaman dahalu sudah diberlakukan, artinya siapapun dapat menebus setiap tawanan perang, .,

Cinta Pertama Untuk Suaminya
Zainab Langsung menebus kebebasan Suaminya dengan uang yang dimilikinya dan Kalung pemberian ibunya ketika menikah pada waktu itu, kalung dari seorang Wanita yang Cerdas dan Sholehah, Siti Khodijah. Rasul pun melihat perjuangan Zainab yang rela mengorbankan harta satu-satunya demi suaminya tersebut yang notabene kita tahu masih dalam keadaan kafir dan tidak mau ikut dalam risalah Ayahnya, Muhammad SAW. Bagi Zaenab Cinta Misi itu bekeja dalam dirinya, karena beliau yakin, masih ada kemungkinan perubahan dalam diri Suaminya, untuk bisa mengikuti risalah ayahnya.
Walhasil sang suami pun bebas karena jaminan dari Zainab, Tapi ternyata, suaminya pun tidak mau untuk tunduk kepada keyakinan Ayah dari Zaenab, Bagi Rasul Kemusyrikan suamimu aku haramkan bagi kamu, maka berpisah adalah menjadi Jalan terakhir bagimu!! Tegas Rasul kepad Zainab.
Zainab lagi-lagi harus mengalami sakit dihatinya karena bagaimanapun dia tidak ingin kehilangan kasih sayang dan cinta sang suaminya., pilihan yang berat memang, ketika  Cinta dan Ketaatan dibenturkan. Tentunya Ketaatan yang dimenangkan Oleh Zaenab, dengan ikut bersama ayahnya untuk pergi ke Madinah, Hijrah.Meskipun dia harus keguguran di dalam perjalanan, karena dalam perjalanan unta yang di tunggangin Zaenab dihantam oleh tombak,sehingga Zaenab pun terjatuh dan Terguling.,Masya ALLAH,.
Sampailah Zaenab di Madinah. Abul 'Ash bin Rabi' yang notabene adalah seorang padagang, pada suatu ketika ia dihadang oleh kaum muslimin dan larilah ia ke madinah dan meminta perlindungan kepada Zaenab,istrinya.
Lagi-lagi kita dapati bagaimana Zaenab yang sudah sakit hatinya,karena dikecewakan oleh suaminya selama ini, ia  tetap berusaha melindungi suaminya yang kafir, dan hal ini pun direstui oleh Rasul.Yah karena cinta kepada Suaminya, Cinta seorang Isteri,.Cinta Yang Tulus dan tak akan Pudar oleh waktu dan Ujian.

Cinta Kedua  Untuk Suaminya
Begitu Kuat Rasa Cinta Sang Istri, Zaenab Kepada Suaminya. Ia berdiri dan Berbicara di hadapan kaum muslimin, :
“Hai kaum Muslimin........Aku telah menjamin dan melindungi Suamiku Abul 'Ash bin Rabi'”
Rasul pun dengan segera menyambut : “Kita menjamin apa yang dia jamin”
Disini ada dua cinta, cinta sang isteri kepada Sang Suami, dan cinta Seorang Ayah terhadap anaknya.
            Luar biasa memang Zainab, begitu Heroik dan demonstratif dalam menunjukkan cinta di hadapan publik.,Subhanallah.,

Buah dari Kesabaran Sang Isteri
Dialah Sang Maha Iradah, dialah yang memberikan sebuah cerita-ceritai indah kepada hamba-hamabnya yang beriman dan bersabar atas ketentuan ALLAH.
Yah Zainab akhirnya bisa hidup kemabli setelah 6 tahun berpisah dengan Sang Suami, kado indah Bagi Zaenab, dengan  Masuk Islamnya sang suami.

Ibrahnya : Warisan Zainab bagi Wanita adalah, bagaimana ia adalah cermin teladan seorang anak yang patuh terhadap sang Ayah, terhadap Agamanya, dan Isteri yang setia membela dan mendemonstrasikan cintanya kepada Suaminya, serta seorang Wanita Yang Sabar dan Tabah.





Riki Martim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar